Rabu, 20 April 2011

Paradigma Baru tentang Peradaban Dunia



Hasil riset Profesor Stephen Oppenheimer, yang menyimpulkan bahwa Indonesia sebagai induk peradaban dunia mendapat sorotan para peneliti di Indonesia. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) merespon temuan beliau, seorang ahli genetika dan struktur DNA manusia dari Oxford University, Inggris tersebut sebagai bahan perdebatan yang menarik untuk diungkapkan kepada publik. Teorinya menyatakan bahwa nenek moyang dari induk peradaban manusia modern (Mesir, Mediterania dan Mesopotamia) adalah berasal dari tanah Melayu yang sering disebut dengan sunda land (Indonesia), dengan tegas,

Deputi Ilmu Pengetahuan Kebumian (IPK) LIPI, Dr. Hery Harjono, mengungkapkan bahwa menarik untuk mencermati penelitian yang menyebutkan Indonesia merupakan awal peradaban dunia. Analisis yang sering dikenal sebagai Teori Oppenheimer tersebut tertuang dalam buku karangannya berjudul “Eden in the East”. Menurutnya, pendapat tersebut tentu bisa menjadi referensi bagi masyarakat Indonesia untuk melengkapi berbagai teori yang telah berkembang.

Dalam buku “Eden In The East”, Profesor Stephen Oppenheimer, mendasarkan kesimpulannya kepada penelitian yang dilakukan selama puluhan tahun. Dokter ahli genetik dengan struktur DNA manusia tersebut, melakukan riset struktur DNA manusia sejak manusia modern ada selama ribuan tahun yang lalu hingga saat ini dengan pendekatan dasar yang digunakan disiplin keilmuan kedokteran, geologi, linguistik, antropologi, arkeologi, dan folklore.

Prof. Dr. Stephen Oppenhenheimer menegaskan orang-orang Polinesia (penghuni Benua Amerika) bukan berasal dari China sebagaimana yang terpampang dalam setiap teks sejarah buku pelajaran, melainkan dari orang-orang yang datang dari dataran yang hilang dari pulau-pulau di Asia Tenggara.

Apa buktinya? “Peradaban agrikultur Indonesia lebih dulu ada dari peradaban agrikultur lain di dunia,” kata Oppenheimer dalam diskusi yang juga dihadiri Jimly Asshiddiqie.

Lulusan fakultas kedokteran Oxford University melalui bukunya mengubah paradigma yang ada selama ini, bahwa peradaban paling awal adalah berasal dari daerah Barat. Perjalanan yang dilakukannya dimulai dengan komentar tanpa sengaja oleh seorang pria tua di sebuah desa zaman batu di Papua Nugini.


sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Post